Beberapa filsuf tiongkok yang mempengaruhi masyarakat Tiongkok:
1. Kong Hu Cu
1. Kong Hu Cu
Ialah seorang guru dan filsuf yang terkenal dari Tiongkok, hidup antara 551-479 SM masa dinasti Chou yang diwarnai dengan peperangan antara banyak negara, Filosofinya menyangkut moralitas dan konsep pemerintah tentang cara-cara melayani rakyat. Lahir di kota Lu, ( provinsi Shantung), Konghucu sejak kecil memang senang dengan kegiatan keagamaan. Sebenarnya ajaran Konghucu bukan agama, dia mengelak membicarakan kehidupan sesuah kematian, dan soal-soal metafisika lainnya. Konghucu, lebih menekankan masalah moralitas, tingkah laku dan ahlak. Ayahnya sudah meninggal ketika dia masih kecil (3thn), Usia 6 tahun sudah mulai gemar sembayang, usia 15 tahun, beliau mulai belajar dengan semangat yang luar biasa, menikah pada usia 19 tahun, Umur 20 tahun sudah menjadi menteri, Umur 24 ibunya meninggal, dan berkabung selama 3 tahun, umur 29 mulai belajar musik, Umur 30 berkunjung ke Negeri Zhou dan berdiskusi dengan penjaga perpustakaannya, Lao Tze, Umur 35 mulai mengembara karena negerinya , negeri Lu dilanda kekacauan. Kembali setahun kemudian dan mulai mengajar lagi. Umur 51 sampai 55 menjabat walikota dan menteri, bahkan sempat menduduki posisi Perdana Menteri dan Menteri Kehakiman. Umur 56 , Beliau mulai mengajar lagi karena tidak sreg dengan pekerjaannya. Ada beberapa hasil karyanya tapi yang terkenal adalah Analek. Di Barat terkenal dengan sebutan Konfusius. Ajarannya disebut dengan rujia. Umur 67 beliau kembali ke kampung halamannya untuk mengajarkan dan mengabadikan tradisi-tradisi kuno dalam bentuk tulisan.
2. Lao Tze
Lao Tze dengan filsafat Taoismenya hidup pada abad 6 SM, masa lalunya masih menjadi misteri kemungkinan mirip dengan kehidupan Kong Hu Cu, terkenal dengan karyanya yang dirangkum dalam buku Tao Te Ching. Pandangannya mencerminkan keseimbangan hidup, yin dan yang, tidak ada yang putih seluruhnya putih dan juga tidak ada yang hitam seluruhnya hitam. Itulah yang tercermin dalam lambang yin yang. Lahir di desa Chu Jen, di daerah kerajaan Chu, bekerja sebagai penjaga perpustakaan kerajaan Zhou, saat korupsi dan penurunan moral terjadi di kerajaan itu, Lao Tze mulai pergi dari pekerjaannya, sambil mengendarai kerbau. Si Penjaga Pintu tidak mengijinkannya keluar kecuali Lao Tze mau membagikan ilmu/buku kepadanya, Lao Tze pun memberikan buku berisi rangkuman pengajarannya dengan judul Tao Te Ching. Hasil karyanya kebanyakan berupa puisi-puisi alam. Ajaran alam mengenai keseimbangan. Lao Tze pernah bertemu dan berdiskusi dengan Kong Hu Chu. Lao Tze lebih tua dari Kong Hu Chu namun Lao Tze hidup lebih lama dari Kong Hu Chu.
Lao Tze dengan filsafat Taoismenya hidup pada abad 6 SM, masa lalunya masih menjadi misteri kemungkinan mirip dengan kehidupan Kong Hu Cu, terkenal dengan karyanya yang dirangkum dalam buku Tao Te Ching. Pandangannya mencerminkan keseimbangan hidup, yin dan yang, tidak ada yang putih seluruhnya putih dan juga tidak ada yang hitam seluruhnya hitam. Itulah yang tercermin dalam lambang yin yang. Lahir di desa Chu Jen, di daerah kerajaan Chu, bekerja sebagai penjaga perpustakaan kerajaan Zhou, saat korupsi dan penurunan moral terjadi di kerajaan itu, Lao Tze mulai pergi dari pekerjaannya, sambil mengendarai kerbau. Si Penjaga Pintu tidak mengijinkannya keluar kecuali Lao Tze mau membagikan ilmu/buku kepadanya, Lao Tze pun memberikan buku berisi rangkuman pengajarannya dengan judul Tao Te Ching. Hasil karyanya kebanyakan berupa puisi-puisi alam. Ajaran alam mengenai keseimbangan. Lao Tze pernah bertemu dan berdiskusi dengan Kong Hu Chu. Lao Tze lebih tua dari Kong Hu Chu namun Lao Tze hidup lebih lama dari Kong Hu Chu.
3. Meng Tze
Sebagai Murid dari Kong Hu Cu menyebarkan kepercayaan yang sama, merupakan pengganti dari Kong Hu Cu, dilahirkan sekitar 371 SM di kota kecil Tsou, provinsi Shantung, di masa perang antar negara, dinasti Chou, pernah belajar pada cucu Kong Hu Cu bernama Zisi. Semasa mudanya banyak berkelana, memperkenalkan dirinya sebagai penasihat negara. Pernah menjadi penasehat negara Chi, pada umur lima puluhan pada tahun 312 SM, beliau kembali lagi ke kampung halamannya, mengajar dan menetap disana sampai meninggal. Ajarannya menyimpulkan bahwa manusia pada dasarnya baik, menyisipkan beberapa prinsip demokrasi bahwa rakyat adalah bagian terpenting dari suatu negara sedangkan penguasa adalah bagian yang paling terakhir kepentingannya. Ajaran-ajarannya terangkum dalam buku "Book Of Mencius". Seperti halnya, injil Lukas dan surat-surat yang ditulis Rasul Paulus menjelaskan misi Yesus dalam dunia ini, demikian juga Mencius menjelaskan lebih sempurna mengenai misi dan prinsip-prinsip yang diajarkan Kong Hu Cu. Ajaran yang dikemukakan oleh Meng Tze berpengaruh dan membuat reputasinya terkenal pada masanya.
Sebagai Murid dari Kong Hu Cu menyebarkan kepercayaan yang sama, merupakan pengganti dari Kong Hu Cu, dilahirkan sekitar 371 SM di kota kecil Tsou, provinsi Shantung, di masa perang antar negara, dinasti Chou, pernah belajar pada cucu Kong Hu Cu bernama Zisi. Semasa mudanya banyak berkelana, memperkenalkan dirinya sebagai penasihat negara. Pernah menjadi penasehat negara Chi, pada umur lima puluhan pada tahun 312 SM, beliau kembali lagi ke kampung halamannya, mengajar dan menetap disana sampai meninggal. Ajarannya menyimpulkan bahwa manusia pada dasarnya baik, menyisipkan beberapa prinsip demokrasi bahwa rakyat adalah bagian terpenting dari suatu negara sedangkan penguasa adalah bagian yang paling terakhir kepentingannya. Ajaran-ajarannya terangkum dalam buku "Book Of Mencius". Seperti halnya, injil Lukas dan surat-surat yang ditulis Rasul Paulus menjelaskan misi Yesus dalam dunia ini, demikian juga Mencius menjelaskan lebih sempurna mengenai misi dan prinsip-prinsip yang diajarkan Kong Hu Cu. Ajaran yang dikemukakan oleh Meng Tze berpengaruh dan membuat reputasinya terkenal pada masanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar