Halaman

Translate

Kamis, 11 April 2013

Art of War: Bab 11 : Sembilan Jenis Daerah

Kecepatan adalah inti dari peperangan. Ambil keuntungan dari kekurang siapan musuh, bergeraklah dengan menggunakan jalur rahasia dan seranglah dimana dia tidak dapat bertahan. 
Berikan perhatian terhadap kesejahteraan pasukanmu, dan janganlah menghabiskan tenaga dengan sia-sia. Jagalah semangat juang, persatuan pasukan dan hematlah tenaga mereka. Jangan biarkan musuh mengetahui rencana-rencana yang berhubungan dengan gerakan pasukanmu. Posisikan pasukanmu dimana tidak ada ruang untuk melarikan diri. Bahkan saat menghadapi kematian, mereka akan memilih untuk bertempur habis-habisan. Baik pemimpin maupun anak buah akan melakukan yang terbaik. Dalam kondisi putus asa, mereka tidak punya rasa takut lagi. Tanpa ada jalan keluar, mereka akan tetap berdiri tegak. Jika pasukan jauh berada di daerah musuh, mereka akan bersatu dan tanpa pilihan lain kecuali untuk bertempur habis-habisan. Maka tanpa mempergunakan perencanaan mereka akan waspada dan tanpa ditanya, mereka akan mendukung jendral, tanpa diperintah, mereka akan percaya kepada jendral. Jika bawahan anda tidak mengharapkan panjang umur, itu berarti mereka menginginkan kematian.
Seorang jendral adalah orang yang tenang , misterius, adil dan berencana. Ia harus mampu menyesatkan pasukannya sehingga mereka bingung akan tujuan mereka yang sebenarnya. Ia bisa melarang pasukannya untuk mempercayai hal-hal yang gaib. Walaupun sampai titik darah penghabisan tidak ada yang perlu ditakutkan. Ia dapat merubah rencana sehingga tidak ada seorangpun yang tahu apa yang akan ia lakukan. Ia dapat mengubah perkemahan dan berjalan mengambil jalur yang melingkar untuk mencegah pasukan musuh yang menghalangi rencana dan tujuannya. Tugas seorang pemimpin adalah untuk mengumpulkan dan menempatkan pasukannya pada posisi yang kritis. Ia menuntun mereka memasuki daerah musuh untuk mempercepat pelaksanaan rencananya. 
Jika kita tidak dapat mengukur dalamnya modal yang dimiliki oleh negara tetangga, maka kita tidak dapat bersekutu untuk maju bersama. Mereka yang tidak tahu tentang kondisi gunung, hutan, daratan tinggi, maupun rendah, selat rawa, maka tidak akan mengambil keuntungan darinya.
Berikan penghargaan tanpa mengindahkan peraturan yang ada , berikan perintah tanpa mengikuti berbagai prosedur yang sudah ditetapkan. Dengan demikian dalam memimpin pasukan, mau serasa memimpin satu orang saja.
Jangan terlalu terikat pada aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Adakalanya kita harus bertindak sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung. Padahal itu melanggar peraturan. Dalam kondisi darurat, bertindaklah cepat dan tepat tanpa harus mengikuti prosedur atau peraturan.


Selasa, 09 April 2013

Art Of War : Bab 10 : Medan Pertempuran

Sun Tzu mengenai tanggung jawab:
Jika pasukan ingin melarikan diri, tidak patuh pada perintah, tertekan, kacau balau atau kalah, ini merupakan kesalahan Jendral, tidak satupun dari kekacauan itu disebabkan oleh keadaan alam.
Jika keadaan memburuk dan anak buah saling menyalahkan, ingatlah bahwa pemimpin tetap bertanggung jawab atas segala tindakan anak buahnya.

Jika prajurit secara umum lebih kuat daripada pemimpinnya, maka para prajurit tidak akan menjadi tidak patuh. Jika para pemimpin terlalu kuat dan prajuritnya terlalu lemah, akibatnya adalah kehancuran pasukan. Jika pemimpin tertinggi marah hingga tidak mentaati perintah, kemudian mereka bertempur dengan musuh tanpa menghiraukan perintah jendral apakah hal itu dapat dijalankan atau tidak, hasilnya adalah kekalahan. Jika jendral secara moral lemah, kurang berkuasa.perintahnya tidak jelas dan sulit dipahami, tidak ada peraturan secara tegas antara pimpinan dan bawahan dan jenjang kepangkatan dibentuk secara serampangan, maka hasilnya adalah kekacauan diantara pasukan tersebut. Jika seorang jendral gagal memberi penilaian terhadap musuhnya dan menggunakan pasukan kelas dua untuk melawan pasukan yang besar, atau pasukan yang lemah menggunakan pasukan yang kuat atau lalai dengan menempatkan seorang pemimpin pilihan di garis depan, hasilnya adalah kehancuran bagi pasukan itu.

Penyesuaian diri terhadap medan pertempuran adalah pengenalan yang paling baik bagi para prajurit di dalam pertempuran. Oleh karena itu kemenangan ada di tangan jendral yang dapat menilai musuhnya dan membuat persiapan jarak perjalanan maupun mengenali kondisi medan pertempuran dengan segala kesulitannya. Jika situasi tidak memungkinkan untuk meraih kemenangan, jendral tidak harus berperang meskipun penguasa menyuruhnya untuk berperang.  Oleh karena itu , jendral yang maju berperang tanpa menginkan kemasyuran dan mundur tanpa rasa malu, sebab tujuan satu-satunya untuk melindungi rakyat dan mengabdi pada bangsanya, adalah permata yang sangat berharga bagi negara.

Jika anda tahu musuh anda terbuka dari suatu penyerangan, tetapi anda tidak menyadari bila pasukan anda tidak mampu menyerang, maka kesempatanku untuk menang hanya setengah. Jika anda tahu bahwa pasukannya dapat diserang dan pasukan anda mampu melakukannya tetapi anda tahu bahwa medan peperangan tidak sesuai untuk peperangan, maka sebaiknya mundur atau bertahan, karena kesempatan anda untuk menang hanya setengah. Jika mereka yang cakap dalam peperangan bergerak maju, maka itu bukan suatu kesalahan, karena ketika bergerak maju, mereka, memiliki modal dan kemampuan yang tidak terbatas jumlahnya.



Senin, 08 April 2013

Art Of War: Bab 9 : Pasukan yang Berperang

Ingatlah Kesetiaan pasukanmu terlebih dahulu sebelum menghukum mereka, jika tidak mereka tidak akan setia. Walau mereka setia dan hukuman dipaksakan, kamu tidak dapat menggunakan pasukanmu. Oleh karena itu perlakukanlah prajuritmu secara tegas agar kemenangan aman di tanganmu. Jika perintah yang digunakan dalam latihan itu tegas dan jelas, para pasukan akan dapat didisiplinkan. Jika tidak, maka para pasukan tidak akan patuh. Jika perintah seorang jendral dapat dipercaya dan dipatuhi setiap saat, ia akan dapat menjalin hubungan yang baik dengan para prajuritnya.

Jika staf diperlakukan tegas dan adil, mereka akan lebih senang mematuhi segala perintah kita. Jangan pernah menganak emaskan / menganak tirikan pegawai. Berikan perintah dengan tegas agar pegawai terhindar dari kebingunan yang dapat mengakibatkan ketidakpatuhan dari anak buahmu. Jika kita bertindak objektif dalam memberikan perintah, akan tercipta rasa saling percaya. Dengan begitu menjamin semua perintah dapat diikuti dengan mudah. 

Art of War : Bab 8 : Aneka Ragam Taktik

Jendral yang bijaksana mempertimbangkan baik keuntungan maupun kerugian yang ada padanya. Jika sedang mempertimbangkan kemungkinan, ia akan berusaha agar rencananya dapat dijalankan. Sedangkan jika mempertimbangkan kerugian, ia akan berusaha untuk menemukan jalan keluar untuk membebaskan diri dari kesulitan itu.

Perencanaan yang baik akan menjamin:
  1. Pemanfaatan keuntungan secara maksimal. Sedangkan pertimbangan tentang semua kerugian dapat membantu kita.
  2. Membuat persiapan untuk menghindarinya.

Ada 5 karakter yang sebaiknya tidak dimiliki oleh seorang jendral:
  1. Sifat sembrono, hal ini dapat membawa kehancuran
  2. Sifat pengecut, hal ini membuat mereka mudah dihasut.
  3. Cepat marah, yang membuatmu tampak bodoh
  4. Gila hormat, yang dapat membuatmu mudah merasa malu
  5. Terlalu mengasihi prajurit, dapat meresahkan dan mengganggu kepemimpinan.
Kita tidak boleh menyimpulkan bahwa musuh tidak akan datang, tetapi sebaliknya kita harus bersiap menunggu kedatangannya. Selain itu jangan mengira bahwa musuh tidak akan menyerang, tetapi sebaliknya kita harus memperkokoh posisi di segala tempat. kedua hal itu merupakan prinsip dalam peperangan.

Sun Tzu memberikan cara yang berguna untuk mempertimbangkan pemberian hadiah dan menjatuhkan hukuman:
Jika prajurit saling berbisik dalam kelompok-kelompok kecil, ini berarti jendral itu telah kehilangan kepercayaan di mata prajuritnya. Terlalu sering memberikan hadiah justru menunjukkan bahwa jendral telah kehilangan kendali atas prajuritnya. Padahal hadiah diberikan kepada mereka yang berjasa. Terlalu sering memberikan hukuman justru menunjukkan bahwa jendral berada dalam kondisi yang tertekan karena tidak ada yang dapat mengendalikan pasukan kecuali dengan hukuman itu. Jika para pemimpin memperlakukan prajurit-prajuritnya dengan kasar. pada akhirnya mereka tidak akan pernah dapat disiplin. 

Dalam peperangan, memiliki banyak prajurit belum tentu dapat menjamin selalu meraih kemenangan. Jangan menyerah dengan semata-mata mengandalkan kekuatan militer. Sudah cukup hanya dengan memusatkan kekuatan kita , memperkirakan posisi musuh dan mencari kelemahannya. Tetapi setiap orang yang kurang dapat memandang ke depan dan memperlakukan musuh dengan penghinaan serta memandang rendah lawan, semua itu hanya akan berakhir dengan tertangkapnya mereka oleh musuh.


Minggu, 07 April 2013

Art of War : Bab 7 : Menggerakkan Pasukan

Jika di dalam suatu negara tidak terdapat keselarasan, maka tidak ada pengiriman militer yang dapat dilakukan. Jika di dalam tubuh pasukan tidak terdapat keselarasan, maka tidak ada formasi pertempuran yang dapat dibentuk. Dalam peperangan, jendral menerima dulu perintah dari pemerintah. Kemudian Ia mengumpulkan pasukannya dan mencampur mereka dalam suatu kesatuan yang serasi sebelum didirikannya perkemahan.

Tidak ada yang lebih sulit daripada memimpin suatu serangan. kesulitannya terletak pada pengubahan dari berbelit-belit menjadi lurus dan ketidak beruntungan menjadi keberuntungan. Maka ambillah jalur yang berbelok-belok dan hindarilah musuh dengan membujuknya lewat umpan. Sekali dilakukan, kamu dapat berbaris maju setelah musuh kabur dan tiba di medan pertempuran lebih dulu. Seorang pemimpin yang dapat melakukan hal ini , pasti mengetahui strategi langsung dan tidak langsung.

Kadang-kadang kita tidak punya pilihan lain kecuali menyamar dan pura-pura unjuk gigi untuk menyembunyikan sasarn kita dari para pesaing. Puaskanlah para saingan anda dan tenangkan anak buah anda. Contohnya: seorang langganan merasa bahwa salah satu resepsionis kita bersikap kasar kepadanya dan selanjutnya meminta agar ada tindakan disiplin. Tapi pada kenyataanya, tindakan tersebut tidak dapat dilakukan. Kita tidak boleh ragu-ragu dalam berpura-pura dan bermulut manis, Ingatlah selalu bahwa keraguan hanya akan memperparah keadaan. Oleh karena itu, anggaplah masalah sebagai tantangan sehingga anda dapat memutar balikkan ketidak beruntungan menjadi keberuntungan yang besar. Hal ini sulit tetapi bukan tidak mungkin untuk dikerjakan.

Sun Tzu berkata: " Jika seorang pemimpin menggerakkan pasukannya hanya untuk mengejar keuntungan, maka pengejaran itu akan sia-sia saja". Lebih lanjut juga mengatakan: Perang itu berdasarkan pada tipu muslihat. Bergerak hanya jika ada keuntungan nyata untuk diraih dan lakukanlah perubahan-perubahan situasi dengan membagi atau memusatkan pasukanmu. Bergeraklah secepat angin, bersatulah serapat pohon-pohon di hutan. Serbu dan hancurkan musuh bagikan api dan tegarlah layaknya gunung. Biarkan rencanamu tidak terhitung bagaikan awan yang berarak dan bergeraklah bak guntur yang menggelegar. Menggunakan segala bentuk kepura-puraan memang sedikit melelahkan tapi lebih baik daripada konfrontasi total, Hindarilah pertempuran secara langsung dalam bisnis karena situasi semacam itu dapat membahayakan jika tidak dapat dikendalikan dengan baik. Perluas daerah usaha dan bersainglah hanya jika anda yakin anda akan menang dan sasarannya menguntungkan. Kita harus memiliki dukungan yang cukup kuat dalam hal informasi, keuangan dan tenaga kerja. Penentuan waktu itu sangat penting, dan sekali keputusan dibuat, bertindaklah dengan cepat. Berjuanglah secara total. Rencana yang anda gerakkan sebaiknya jangan terlalu mudah dimengerti oleh saingan anda.

Sun Tzu juga menyinggung apa yang dimaksud dgn motivasi:
Jika kamu dan pasukanmu menyerbu daerah pedesaan dan menduduki daerah baru, berbagilah keuntungan dengan para prajuritmu. Pasukan dapat kehilangan semangatnya dan pemimpin dapat kehilangan kebijaksanaannya. Pagi hari biasanya prajurit masih tinggi semangatnya, waktu siang berangsur-angsur turun, hingga sore hari yang dipikirkan prajurit hanya kembali ke perkemahannya.Oleh karena itu para pemimpin yang cakap akan menghindari semangat musuh yang sedang berkobar serta akan menyerang musuh bila semangatnya sudah mulai padam dan hanya berpikir untuk pulang ke perkemahannya.

Persiapkanlah diri dengan baik untuk menunggu musuh yang kacau. Dengan ketenangan, tunggulah pasukan yang tidak terkendali. Inilah yang dinamakan dengan pengendalian diri. mendekati medan perang, tunggulah musuh yang datang dari jauh. Dalam kondisi segar, tunggulah musuh yang kelelahan. Dengan pasukan yang kenyang, tunggulah musuh yang kelaparan. Inilah yang dinamakan dengan pengendalian kekuatan.